PERANAN
KOMPUTER
DALAM
BIDANG
PERBANKAN
Dosen Pembimbing : ANTO HERIANTO, SE. MM.
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Paket
Niaga I
DISUSUN OLEH :
NAMA : ERI JUHERI
NIM : 554317130
STIE STMY
MAJALENGKA
TAHUN
AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Esa. Karena atas berkat dan hidayah Nya saya bisa menyelesaikan
Tugas ini dengan baik. Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah Paket
Niaga I dengan judul Peranan Komputer Dalam Bidang Perbankan.
Di dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu saya ingin
mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran akan saya terima sebagai
suatu masukan yang baik untuk saya kedepannya. Tidak lupa saya sampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikan tugas ini. Mudah-mudahan semua bantuannya diberikan balasan yang
terbaik oleh tuhan Yang Maha Esa.
Untuk itu, sekali lagi saya ucapkan maaf yang
sebesar-besarnya, mudah-mudahan tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih
Majalengka, Januari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Komputer Di Perbankan ............................................... 3
B.
Kriteria Pemilihan Teknologi Perangkat Lunak Perbankan..................................... 4
C.
Trend Produk Sistem Informasi Perbankan............................................................. 6
D.
Trend Transaksi....................................................................................................... 7
E.
Ketersediaan Teknologi Dan Dampaknya............................................................... 8
F.
Sistem Informasi Perbankan Syariah ...................................................................... 11
G.
Dampak Teknologi Informasi Dalam Dunia Perbankan ......................................... 13
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................................. 17
B.
Saran ....................................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Salah satu sektor yang paling dramatis
terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah
perbankan. Sebelumnya mari kita lihat kilas balik dan perkembangan terkini
mengenai perbankan Indonesia. Setelah lebih dari seperempat abad terhitung dari
deregulasi pada tahun 1983, perbankan Indonesia telah mengalami berbagai
gonjang-ganjing yang sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Titik nadir
perbankan sendiri terjadi menjelang krisis multidimensi yang terjadi pada tahun
1997 yang dikenal sebagai krisis moneter.
Perkembangan perbankan yang semakin dinamis
dan kompleks membuat otoritas moneter berusaha membuat Arsitektur Perbankan
Indonesia ( API ). Dengan adanya API, Bank Indonesia secara bertahap
berkeinginan untuk menerapkan praktik - praktik terbaik internasional yang
tercakup dalam 25 prinsip pokok basel untuk pengawasan perbankan yang efektif (
Basel Core Principles for Effective Banking Supervision ) sehingga dalam
jangka waktu lima tahun kedepan diharapkan Indonesia telah sejajar dengan
negara-negara lain yang telah terlebih dahulu menerapkan prinsip tersebut.
Peran teknologi dalam dunia perbankan
sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu
ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya
fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti
semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank.
Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan
teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga
bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk
saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan
kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan
adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Kegunaan komputer di bidang perbankan untuk
menghasilkan informasi bagi pihak manajemen bank sendiri dan juga untuk
meningkatkan pelayanan kepada pihak nasabah bank Saat ini dengan dikenalnya
E-Commerce, maka pelayanan transaksi secara online dapat diterapkan dengan
disediakannya ATM kemudian dengan penggunaan internet memudahkan perbankan
dalam melakukan pelayanan kepada nasabahnya melalui INTERNET BANKING dan SMS
BANKING. Pesatnya perkembangan teknologi itu telah membentuk masyarakat
informasi internasional,termasuk di Indonesia. Sehingga satu sama lain
menjadikan belahan dunia ini menjadi sempit dan berjarak pende Berbisnis pun
begitu mudahnya,seperti membalikkan telapak tangan. sehinngga diperlukan
pembentukan hukum baru yang melibatkan berbagai aspek. Misalnya dalam hal
pengembangan dan pengakuan hukum terhadap dokumen serta tandatangan elektronik,
perlindungan dan privasi konsumen,cyber crime, pengaturan konten dan cara-cara
menyelesaikan sengketa domain.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a.
Bagaimana Perkembangan Teknologi Komputer Di Perbankan ?
b.
Bagaimana Kriteria Pemilihan Teknologi Perangkat Lunak Perbankan ?
c.
Bagaimana Trend Produk Sistem Informasi Perbankan ?
d.
Bagaimana Trend Transaksi ?
e.
Bagaimana Ketersediaan Teknologi Dan Dampaknya ?
f.
Bagaimana Sistem Informasi Perbankan Syariah Dampak Teknologi Informasi Dalam
Dunia Perbankan ?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah kita
dapatmemahami dan mengetahui apa sebenarnya dan seberapa pentingperanan
Teknologi Informasi dalam bidang perbankan.
a. Untuk Mengetahui Perkembangan Teknologi Komputer Di Perbankan.
b. Untuk Mengetahui Kriteria Pemilihan
Teknologi Perangkat Lunak Perbankan.
c. Untuk Mengetahui Trend Produk Sistem
Informasi Perbankan.
d. Untuk Mengetahui Trend Transaksi.
e. Untuk Mengetahui Ketersediaan
Teknologi Dan Dampaknya.
f. Untuk Mengetahui Sistem Informasi
Perbankan Syariah Dampak Teknologi Informasi Dalam Dunia Perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMPUTER DI PERBANKAN
Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan
teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang
tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang-cabang
bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi
menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer
dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP”
dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur
utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
-
Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
-
Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24
jam.
-
Penggunaan Database di bank – bank.
-
Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien
jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference. Sedangkan di rumah
dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting),
dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file.
Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan
internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang
memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur
utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic
transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya,
merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan
transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
B.
KRITERIA PEMILIHAN
TEKNOLOGI PERANGKAT LUNAK PERBANKAN
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan
intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan
teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini
meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan
fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana
secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan
internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis
teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM),
berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer
system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan
pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap
bank untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri.
Walaupun struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis
dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu
aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil
kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis
dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut
berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan
mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha
perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan
dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis
teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang
digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank
dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank
Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis
software yang ada dan ditawarkan di pasar relative banyak. Secara umum
pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara kapasita bank dengan fasilitas atau
kemampuan software yang akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan
benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah terhadap bank.
Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank
Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi
computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau
pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi
dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral.
Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih
besar dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan
kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1.
Kemampuan dokumentasi
atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung
oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya.
Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan
memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi
juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya
AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya
relative kecil.
2.
Keluwesan
(Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan
mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama.
Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai
batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin
berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak
computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama
tetapi system dan prosedurnya berbeda.
3.
Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan
system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan
nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang
tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus
menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4.
Kemudahan penggunaan
(user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa
mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan
mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input,
proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi
penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi
computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan
memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5.
Sistem Pelaporan
(Reporting system)
Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang
jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan
jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan
yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan
setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6.
Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank
beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti
secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative
mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis
peralatan dan modifikasi atau pengembangan software.
7.
Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile
sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa
dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas
tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank
mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman
aslinya atau source code.
8.
Struktur informasi
dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank. Konsep front office
yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati
sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan
atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan
terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap
pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
C.
TREND PRODUK SISTEM
INFORMASI PERBANKAN
Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:
1.
Tabungan
2.
Deposito
3.
Giro
4.
Kartu Debit
5.
Kartu Kredit
6.
Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
D.
TREND TRANSAKSI
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit
yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier
yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA
dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai
fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah
transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut rata-rata 821.000
transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya
sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan
meliputi:
- Mengecek saldo
- Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
- Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
- Pembukaan dan pengecekan L/C
Layanan On Line
Banking
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa
dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan
transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan
komputer on-line.
Dipicu oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware
dan software dengan kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin
menyadarkan nasabah bank akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan
ketersediaan layanan On-line banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase
Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja
menyediakan transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan
berbasis on-line seperti:
- Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
- Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
- Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan tadi dapat diakses, berkat
tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh setiap Bank.
E.
KETERSEDIAAN
TEKNOLOGI DAN DAMPAKNYA
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke
konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan
lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak
terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman,kemudahan, kecepatan dan harga
jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan
efisiensi serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan
mencermati ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan
pertumbuhan bisnisnya.
Berikut diuraikan
teknologi dan dampaknya bagi perbankan :
A.
Internet
Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi,
yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang
terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap individu
dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau
hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.
B.
Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama
karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media
penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di
internal perusahaannya (private network).
C.
Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan
lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier,
pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.
D.
World Wide Web (www)
Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan
fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/
links “hypertext”.
Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara
cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet,
walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
E.
e- Commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang
menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara
digital ke perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat ini dapat dikategorikan dalam:
1.
Business to Business
2.
Business to Customers
Agar keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu
harus dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1.
Interactive order
entry and processing
Menjamin tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan
specifikasinya (e-marketplace), Pemesanan (Placing Order), Order
Processing sampai pemenuhan Order (e-fulfillment)
2.
On-line payment
Fasilitas internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line
antara pembeli ke Bank atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi
persyaratannya (e-fulfillment).
Fasilitas ini menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan lewat
Fax, e-mail, pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
F.
e- retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel melalui internet akan mencapai
USD 92 juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur internet telah memantapkan
diri sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya kegiatan e-retail meliputi:
a.
Pengembangan model bisnis
b.
Disain situs WEB
c.
Pengembangan dan manajemen kontent
d.
Kemitraan dan aliansi
e.
Akusisi pelanggan
f.
Desain rantai persediaan
g.
Model pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h.
Rencana kapabilitas
i.
Integrasi dan eksekusi balik layar (back end)
j.
Cara mempertahankan pelanggan
k.
Ekonomi jangka panjang
Beberapa hal perbedaan e-retail dengan retail konvensional
:
1.
Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2.
Akses pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3.
Area jual beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan
permintaan konsumen, bukan siklus perkembangan produk
4.
Kemantapan eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran,
konsumen juga menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
1.
Kesempurnaan operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan
konsekuensi perubahan atas upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2.
Terobosan dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya
dari tiap proses.
3.
Menciptakan kerjasama baru
4.
Mengolola kompleksitas dalam waktu seketika
5.
Mengoptimalisasi hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat membantu dalam
mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain menyegmentasi
berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai kondisi pasar serta
menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai kesempurnaan e-retailing.
G.
e- government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet protocol untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat dan murah.
Contoh aplikasinya meliputi : KTP, Pajak, Fiskal dan SIM on-line.
H.
e- Resources
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi Hasil
Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih diimplementasikan
dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak pengelolaan membuat
situs Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam, kebijakan ekploitasi,
pola bagi hasil dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA tersebut
dikelola secara on-line ke Bank.
I.
LAN –haring
Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat digunakan
bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan
pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin keamanan
data base masing-masing pengguna.
J.
Portal
Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan untuk
pencarian, bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu secara up to date
hingga melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan yang
saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh teknologi
di atas bukan hanya mencapai efisiensi usaha, namun juga mendapatkan banyak
manfaat dalam menata ulang usaha dan menyusun skenario pertumbuhannya, sampai
dimanfaatkan sebagai alat strategis untuk membangun berbagai keunggulan dalam
memenangkan persaingan yang cenderung semakin terbuka dan meng-global.
F.
SISTEM INFORMASI
PERBANKAN SYARIAH
Dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang
teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan
membuat aplikasi khusus yang dapat mempermudah semua proses-proses
transaksi yang ada diperbankan syariah yang salah satunya adalah proses transaksi
jual beli salam. Dan sudah menjadi sesuatu yang sangat relatif bila dikatakan
bahwa sebuah aplikasi teknologi perbankan syariah itu baik atau lebih baik dari
aplikasi yang lain ( Zachman, John A., A framework in information
systems Architecture, New York: IBM Systems Journal 26, No.23, 1999 ).
Tetapi seorang ahli teknologi informasi Eropa menerangkan bahwa aplikasi yang
baik harus memenuhi beberapa persyaratan penting dan saling berhubungan, yaitu:
a.
Sifat Operasional
Aplikasi ( Product Operation )
Untuk melihat sifat operasional aplikasi, hal-hal yang diukur adalah
berhubungan dengan teknis analisis perancangan aplikasi dan
arsitekturnya. Seorang pakar Inggris bernama McCall merumuskan
kualitas Product Operation sebagai berikut:
1.
Correctness, yaitu s ejauh mana suatu
aplikasi memenuhi spesifikasi dan objectives dari users. Dalam
hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh mana pengembang internal
maupun eksternal ( vendor ) dapat mengetahui kebutuhan bisnis
(business requirement ). Dalam hal ini mereka harus
mengerti bahwa ada beberapa perbedaan signifikan antara arsitektur bank
konvensional dengan arsitektur bank syariah;
2.
Reliability yaitu kemampuan
sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai dengan fungsinya dan ketelitian
yang akurat;
3.
Efficiency yaitu seberapa besar
kapasitas parameter yang mendukung modul-modul yang saling berkaitan untuk
memudahkanuser membuat turunan produk, interfacing antar
modul serta interfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin
dihubungkan untuk mendukung suatu transaksi;
4.
Integrity yaitu sejauh mana
akses ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan,
seberapa tinggi akurasi dan tingkat security yang dimiliki;
dan
5.
Usability yaitu f aktor
ini menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari,
menggunakan dan mengerti output yang dihasilkan.
b.
Kemampuan aplikasi
dalam menjalani perubahan ( Product Revision )
Dalam perjalanan suatu usaha senantiasa terdapat perubahan-perubahan baik
dari sisi strategi maupun perubahan yang diakibatkan oleh regulasi. Oleh karena
itu ada beberapa faktor pokok yang harus dipertimbangkan adalah:
1.
Maintainability yaitu usaha untuk
menemukan perbaikan dari kesalahan ( error ) maupun usaha
untuk melakukan perubahan;
2.
Flexibility yaitu usaha yang
diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama terhadap aplikasi yang
berhubungan dengan hal-hal operasional;
3.
Testability yaitu usaha yang
diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu aplikasi telah sesuai dengan
kebutuhan bisnis (business requirement ), comply dengan
regulasi yang ada dan lain sebagainya.
c.
Daya adaptasi software terhadap
lingkungan baru ( Product Transition ).
Percepatan TI semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan
terjadi mulai dari operating system yang hampir
setiap tahun mengeluarkan versi baru, software pendukung, delivery
channel maupun hardware yang terus dikembangkan untuk
mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Delivery channel merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan
dalam pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah perbankan dunia menuju
sistem Cyber Banking (bank maya). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu
dilakukan pengujian terhadap aplikasi, apakah aplikasi yang bersangkutan
sanggup melakukan hubungan dengan aplikasi lain dalam platform yang berbeda
(Inter-operability), baik secara langsung maupun dengan perantara perangkat
lain (middleware).
Aplikasi pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk
melakukan pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri. Serta untuk
mengolah data yang diperlukan dalam pembiayaan syariah agar terkomputerisasi
dan lebih akurat sehingga tidak akan mengalami human error atau redudansi data.
Aplikasi ini juga didukung dengan teknologi internet agar dapat diakses secara
online oleh petugas dibagian-bagian yang bersangkutan.
Dalam bidang pemasarannya semua lembaga perbankan syariah juga membangun
website khusus untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan kemudahan
kepada nasabahnya dalam bertransaksi dan memperoleh informasi tentang perbankan
syariah maupun produk-produknya.
G.
DAMPAK TEKNOLOGI
INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN
Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan
suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi
informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan
perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks
adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam
setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk
memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin
memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya
dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada customers
serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana
memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah
BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu menjadi
leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya,
fasilitas internet banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi
perbankan tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya
dilihat pada data centernya, khususnya di aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan
mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih
disuplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak
vendor – vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini.
Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi
informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi
perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup
kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak
harus ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan
mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu
informasi yang up to date bagi pihak manajemen menengah ke
atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai
kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional
oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi
resiko kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang debitur mengajukan
pinjaman di salah satu bank padahal pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini
dibutuhkan kesinergian dan up to date-nya informasi antar bank sehingga
hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar bank juga telah menjadi
tuntutan bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi
pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang
transfer antar bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal ini menjadi patokan
penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan transaksi dalam segi
pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan harus ditunjang
keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya, dan hal ini
harus ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat dalam suatu
teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya
manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai
teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya
teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang
sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah
seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok
teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya manusianya memadai, dan
apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi
informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi
korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia
perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya
perbankan menjadi “pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan
bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan
canggih karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat
dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari
banyak channel untuk transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture)
yang banyak terdapat di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base
yang hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak
lebih canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan
aplikasinya untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak
berarti BRI kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses
banyak channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin,
penambahan produk baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar
mobile-banking dan ekstensifikasi layanan private banking, yang semula
diarahkan ke nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial planning yang
semula sangat terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan dengan terbukanya
peluang untuk memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke
dalam layanan perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat
individual dan tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang
penting adalah bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan
sedang bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini?
Tidak mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait,
karena masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh
perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan service
desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa keuangan. Insurance desk
misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital market
instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan,
itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial
sifatnya dan sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah
dukungan teknologi perbankan di meja service representative yang dapat
digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan meraciknya
secara individual untuk para nasabah yang memerlukan.
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan
dengan baik memberikan competitive advantage kepada sebuah bank. Setiap bank
mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu
memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke dalam
sebuah konfigurasi yang fungsional dan efisien, yang diimplementasikan dengan
seksama, yang mendukung produk dan layanan yang ciamik serta dioperasikan
dengan tepat-guna. Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan
tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan
perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang
berdasarkan keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perangkat keras dan perangkat lunak computer, sistem jaringan baik berupa LAN (Local Area Network) ataupun WAN (Wide Area Network) dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data Penggunaan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) Penerapan transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking,pemanfaatan teknologi informasi dibidang perbankan lainnya seperti M-Banking, uang elektronik.
B.
SARAN
Semakin cepatnya perkembangan Teknologi menuntut manusia untuk mencoba
membuat perubahan di segala jenis kehidupannya yang tujuannya adalah
mendapatkan hasil maupun kondisi yang terbaik yang dapat dicapai. Banyaknya
sektor kehidupan yang ada diharapkan membuka inovasi baru bagi kita untuk
menciptakan sesuatu yang baru untuk kemajuan peradaban manusia. Namun semua
inovasi tersebut hendaknya harus
dibatasi oleh aturan hukum negara dan budaya bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
BalasHapusjudi online pulsa
game judi pulsa
judi pulsa online
judi via pulsa
judi bola pulsa
togel online
togel online
judi via pulsa
ayam sabung
s128